Selasa, 17 Maret 2009

Pakai Dengkul Aja, Kok Masih Takut ?
Friday, 19 December 2008
Pernah di suatu seminar saya,”The Power of Kepepet” di kota Surabaya, ada seorang mahasiswi bertanya,”Pak gimana langkah-langkahnya membuka usaha kursus komputer dengan modal dengkul (minim)?”. “Simple aja”, jawab saya. Kemudian saya menjelaskan langkah demi langkah. Pertama, cari tempat untuk kursus yang strategis, seperti dekat kampus atau keramaian. Selanjutnya ajak si pemilik tempat itu untuk kerjasama bagi hasil. Besarnya prosentasi bagi hasil tergantung dari kesepakatan. Langkah kedua, buat brosur tentang kursus komputer Anda. Cara termudah membuat brosur adalah pakai rumus ATM, Amati Tiru dan Modifikasi. Cari aja kursus komputer serupa yang cukup bonafit, ambil brosurnya, tiru, tapi dibumbui sedikit dengan kelebihan yang Anda tawarkan. Biaya untuk mencetak brosur tak lebih dari 50 ribu rupiah untuk satu rimnya (1warna). Langkah ketiga adalah mencari siswa dan mensyaratkan pembayaran sebagian didepan sebagai tanda jadi. Setelah pembayaran didapat, barulah kita pergi ke toko komputer, sebaiknya yang kita kenal, untuk membeli komputer dengan kemudahan pembayaran. Sisa pembayaran untuk pembelian komputer dicicil sambil berjalan.



Tapi-tapi, Kalau-kalau ….



Setelah saya jelaskan langkah-langkah diatas, si mahasiswi bertanya,”Masuk akal sih pak, tapi yaa kalau semuanya berjalan lancar, kalau nggak bisa bayar (pembelian komputer) gimana?”. Saya jawab,”Ya balikin aja komputernya, itu yang terburuk”. Trus dia mengeluh,”Yah, rugi dong kita!”. Saya balik Tanya,”Emang pas buka bisnis yang kita ceritakan tadi pake modal?”. “Enggak sih pak”, sahut dia. “Trus apanya yang rugi?!” saya jawab dengan setengah ngejek. Memang aneh tapi nyata, kebanyakan orang terlalu ketakutan membuka usaha, padahal kondisinya sedang tidak punya uang. Saya sering bilang,”Apanya yang ditakuti, wong punyanya cuman dengkul. Paling-paling ya balik ke dengkul lagi! Betul nggak?”

Kasus seperti diatas seringkali disebut sebagai penyakit “mental block”. Jangankan tak punya modal, dikasih pinjaman modal 1 milyarpun tetap pakai ”tapi-tapi”. Jadi bukanlah modal masalahnya, hanya urat ”keberanian” yang perlu dilatih. Seperti latihan angkat beban, tentu saja dimulai dari beban yang ringan. Setelah otot kita terbiasa, tambah bebannya perlahan-lahan. Resikonya jika terlalu berat bebannya tanpa pemanasan, maka otot akan cidera. Sama penerapannya dalam berlatih membuka usaha. Pertimbangkan kemampuan ”otot usaha” Anda. Meskipun sekarang Anda seorang executive puncak suatu perusahaan, namun Anda belum benar-benar teruji sebagai pengusaha. Sebaiknya berlatih membuka usaha dari yang kecil, lebih bagus lagi dengan modal yang minimum, agar kreativitas kita timbul.

Suatu saat seorang kawan bertanya kepada istri saya,”Kamu nggak takut ya, Jaya berani buka usaha disana sini dan pinjam uang di bank?”. Istri saya menjawab dengan enteng,”Nggak tuh, toh paling-paling balik ke titik nol lagi!”. Nol-nya-pun nggak nol kecil. Meskipun balik ke ’dengkul’ lagi, setidaknya dengkul yang sudah terlatih dan berotot dan siap untuk lari lagi!